Para taksonom terus bekerja mengungkap keanekagaraman hayati Indonesia.
Banyak spesies baru asli Indonesia berhasil ditemukan dengan
keterlibatan peneliti Indonesia sepanjang 2012.
Diantara ratusa
yang ditemukan, ada 10 spesies menarik yang telah dideskripsikan.
Semuanya menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya
keanekaragaman hayati. Temuan spesies baru ini seharusnya semakin
membuka kesadaran akan pelestarian alam.
Apa saja 10 spesies paling menarik asli Indonesia? Berikut uraiannya.
Laba-laba yang Bermata KecilSpesies
ini ditemukan oleh peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Rahmadi. Jenis ini diberi nama
Amauropelma matakecil, sesuai karakteristiknya yang memiliki mata kecil.
Amauropelma matakecil
ditemukan di kawasan karst Menoreh. Jenis ini adalah genus Amauropelma
yang ditemukan di Pulau Jawa. Biasanya, genus Amauropelma ditemukan di
Australia. Temuan menegaskan, kawasan karst kaya keanekaragaman hayati.
Tawon GarudaTawon
baru ditemukan lewat kerjasama pakar serangga Puslit Biologi LIPI,
Rosichon Ubaidilah, dengan University of California, Davis. Spesies ini
sebenarnya sudah dideskripsikan tahun 2011 namun baru dipublikasikan
secara resmi di jurnal Zookeys.
Tawon yang bernama
Megalara garuda
ini memiliki rahang yang besar sehingga menutup bagian samping kepala.
Jika rahang dibuka, maka panjangnya akan melebihi kaki depan individu
tawon itu sendiri. Spesies ini ditemukan lewat ekspedisi Mekongga.
Anggrek MiniSpesies yang dinamai
Dendrobium mucrovaginatum ini
dideskripsikan oleh taksonom anggrek Indonesia, Destario Metusala dari
Kebun Raya Purwodadi, LIPI. Anggrek spesies baru ini dijuluki anggrek
mini karena diameternya kurang dari 1 cm, sementara anggrek lain
rata-rata 5 cm.
Dengan ukuran mini, anggrek yang ditemukan di
Kalimantan ini layak dipertimbangkan menjadi tanaman hias di
apartemen-apartemen di kota besar. Temuan ini dipublikasikan di Malesian
Orchid Journal.
Kelelawar Tanpa EkorPeneliti Puslit Biologi LIPI, Ibnu Maryanto, adalah taksonom di balik penemuan spesies yang diberi nama
Thoopterus suhaniae ini. Kelelawar ini dikatakan tak memiliki ekor karena ekornya mengalami reduksi menjadi rudiment.
Spesies
ini adalah jenis kedua genus Thoopterus yang ditemukan di Sulawesi.
Temuan ini menunjukkan bahwa Sulawesi adalah hotspot volusi
Pteropodidae, golongan kelelawar yang memakan buah atau bunga yang
tersebar di Afrika dan Asia.
Katak Rawa "Kekar"Hylarana rawa
alias si katak kekar ditemukan di wilayah rawa di Riau. Katak ini
memiliki kelenjar lengan atas yang besar, membuat lengannya tanmpak
kekar. Peneliti LIPI, Amir Hamidy adalah orang di balik penemuan ini.
Status
konservasi H. rawa hingga saat ini masih belum diketahui. Namun
demikian, katak ini sangat rentan terhadap perubahan lingkungan sehingga
rawan kepunahan. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Current
Herpetology edisi Juni 2012.
4 Spesies Ikan PelangiEmpat spesies ikan pelangi yang ditemukan adalah
Melanotaenia arguni,
Melanotaenia uris,
Melanotaenia veoliae dan
Melanotaenia wanoma. Masing-masing spesies dibedakan pola warna sisiknya. Seluruh spesies ditemukan di Papua.
Keempat
spesies ditemukan atas kerjasama beberapa peneliti, salah satunya
Kadarusman loba dari Akademi Perikanan Sorong. Temuan ini adalah bagian
dari upaya mengungkap keragaman spesies di Papua lewat ekspedisi
Lengguru-Kaimana.
Katak Sebesar JariAda dua spesies katak sebesar jari yang ditemukan oleh peneliti LIPI, Amir Hamidy, yaitu
Leptobrachium ingeri dan
Leptbrachium kanowitense. Kedua spesies tersebut termasuk yang terkecil di genusnya.
Kedua spesies tersebut emula dikategorikan dalam spesies komplek,
L. nigrops.
Teknik molekuler digunakan untuk mengidentifikasi spesies tersebut.
Jika teknik ini dipakai, keanekaragaman spesies katak bisa naik dua kali
lipat.
Monyet Punah yang Ditemukan KembaliJenis monyet yang ditemukan kembali adalah jenis langur abu-abu (
Presbytis hosei canicrus). Monyet ini ditemukan kembali oleh tim peneliti yang dikepalai oleh Brent Loken dari Simon Fraser University di Kanada.
Dua Jenis Pinang Baru Endemik BiakDua jenis pinang baru ditemukan di Biak dan Supirori. Keduanya endemik wilayah setempat dan masing-masing diberi nama
Adonidia maturbongsii dan
Hydriastele biakensis. Temuan ini menambah kekayaan palem dunia yang mencapai 2500 jenis dan 500 diantaranya ada di
Bambu BaruSpesies
baru baru dari Mekongga ditemukan oleh peneliti bambu LIPI, Elizabeth.
Spesies ini belum diberi nama namun memiliki karakteristik unik, yaitu
tumbuh merayap, diameter batang cuma 2 cm, tidak punya bulu tetapi punya
lapisan lilin.
=====================
sumber (kompas)